Kawasan pasar tradisional yang cukup mengganggu laju kendaraan di antaranya jalur mudik di Pasar Leles, Kadungora, kemudian di Limbangan, Lewo dan Malangbong.
Kondisi kemacetan di jalur mudik tersebut sebelumnya sudah menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Garut, bahkan tercatat ada delapan pasar di jalan utama atau yang ramai dilintasi kendaraan.
Bupati Garut Rudy Gunawan membenarkan adanya delapan pasar tradisional yang menjadi titik potensi kemacetan sehingga menjadi perhatian pemerintah dan kepolisian untuk mengantisipasi kemacetan di jalur itu.
"Kita sudah antisipasi keberadaan delapan titik pasar tumpah di jalur mudik yang selalu terjadi kemacetan saat musim Lebaran," kata Bupati Garut.
Ia menyebutkan, delapan titik pasar yang menjadi potensi kemacetan yakni di pasar wilayah Kadungora, Leles, Limbangan, Lewo, Malangbong, Wanaraja, Samarang, dan Cikajang.
Pemerintah daerah bersama kepolisian, kata dia, telah berkoordinasi untuk mengatasi titik kemacetan di kawasan pasar tradisional itu dengan penyekatan di pinggir jalan agar pedagang tidak menggunakan bahu jalan.
"Kita lakukan penyekatan agar pedagang tidak mengganggu arus lalu lintas," katanya.
Ia menambahkan, upaya lain yang dilakukan petugas di lapangan yakni dengan menertibkan langsung pedagang apabila mengganggu arus lalu lintas kendaraan di jalur mudik.
"Kita terjunkan anggota Satpol PP Garut dan minta bantuan ke polisi untuk penertibannya," kata Rudy.
Jelang enam hari sebelum Lebaran, arus lalu lintas kendaraan di jalur selatan Jabar lintas Garut sudah ramai dilalui kendaraan roda dua dan empat dari arah barat menuju timur, Laju kendaraan seringkali terkendala saat melewati kawasan pasar.
Sementara itu, lintas Kabupaten Garut memiliki dua jalur yakni dari arah Nagreg atau Bandung lintas Limbangan-Malangbong kemudian Kabupaten Tasikmalaya, dan jalur lintas Kadungora-Leles hingga menuju kawasan Garut Kota.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019