"Tujuannya untuk menciptakan mudik yang aman dan nyaman bagi seluruh pemudik yang melintas," katanya di Purwokerto, Jumat.
Dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan kehati-hatian para pengendara, kata Endang Hilmi, akan menjadi salah satu upaya mitigasi atau pengurangan dampak risiko bencana di jalur-jalur mudik.
Upaya tersebut, kata dia, juga dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran para pemudik akan pentingnya mengikuti rambu-rambu dan aturan-aturan demi kenyamanan dan keselamatan bersama.
"Rambu peringatan di jalur mudik yang rawan bencana alam diharapkan dapat mengurangi peluang jatuhnya korban jiwa selama musim arus mudik dan juga arus balik," katanya.
Upaya tersebut sekaligus dapat meningkatkan peran dan kapasitas masyarakat untuk bersama-sama mengurangi dampak risiko bencana.
Endang Hilmi juga mengingatkan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat, khususnya para pengendara, mengenai rambu-rambu peringatan tersebut. Hal ini jangan sampai ada pengendara yang tidak paham tanda-tanda yang dipasang. Misalnya, tanda menanjak, tanda jalan licin, tanda potensi longsor, dan tanda kanan kiri jurang.
Ia memandang perlu para pihak terkait secara terus-menerus meningkatkan kesadaran pemudik soal batas kecepatan maksimal kendaraan, termasuk juga batas kecepatan minimal.
"Itu sangat penting, terutama di tol. Hal ini bertujuan untuk kenyamanan dan keselamatan bersama,," katanya.
Menurut dia, yang tidak kalah penting adalah mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu mengecek kendaraan yang akan mereka gunakan untuk perjalanan mudik.
"Kendaraan yang digunakan harus dipastikan kondisinya layak untuk dipergunakan jarak jauh," katanya. ***2***
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019