Berdasarkan pengalaman tahun lalu masyarakat diimbau agar tidak berlebihan dalam hal mengonsumsi makanan.Makassar (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin meminta warga kota itu untuk mewaspadai penyakit diare setelah perayaan Lebaran (Idul Fitri) 1440 Hijriah berdasarkan pengalaman tahun lalu.
"Tahun lalu banyak anak-anak yang terkena dampak diare. ketika keadaan ini dibiarkan, maka penyakit tersebut akan semakin berat tingkatannya," katanya di Makassar, Senin.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, kata dia, masyarakat diimbau agar tidak berlebihan dalam hal mengonsumsi makanan.
Dinas Kesehatan Kota Makassar merilis penyakit yang mendominasi usai Lebaran dan banyak diderita oleh pasien ialah demam dan diare.
Kondisi tersebut, katanya, ditengarai karena alergi minuman serta pola makan yang berlebihan. Akibatnya, hal itu bisa mengundang infeksi pada saluran pernafasan.
"Biasanya pas Lebaran hampir semua rumah buat makanan berlebih, malah ada yang menyimpannya hingga lima hari dan dikonsumsi. Ini tidak baik bagi kesehatan, maka lebih baik jika tidak terlalu berlebihan membuat makanan pada saat Lebaran," katanya.
Meski demikian, terkait pengobatan untuk beberapa penyakit seperti ini, Dinkes Makassar telah melakukan upaya antisipasi melalui posko kesehatan yang tetap siaga di semua puskesmas.
Bahkan, Dinkes Makassar juga menyediakan layanan kesehatan dengan hanya menghubungi 112.
"Yang terpenting, pasien menyertakan alamat jelas agar memudahkan petugas mengakses tempat tujuan," katanya.
Pihaknya telah ikut andil dalam operasi gabungan ketupat pada mudik Lebaran 2019 bekerja sama dengan Polres setempat. Beberapa tenaga medis juga disiagakan di setiap posko.
Salah satu posko yang sudah beroperasi adalah di Pantai Losari. Polres dan Dinkes Makassar hadir untuk mengantisipasi adanya kecelakaan lalu lintas di sekitar wilayah tersebut, demikian Naisyah Tun Azikin.
Baca juga: 47 Puskesmas di Makassar tetap melayani selama libur lebaran
Baca juga: Dinkes Makassar sidak jajanan takjil buka puasa
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019