"Kita taati perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan. Itu ciri-ciri orang yang bertakwa," kata dia di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Rabu.
Ia mengatakan kehidupan di dunia bersifat sementara atau tidak kekal.
Umat Muslim, kata dia, harus dapat meningkatkan ketakwa semaksimal mungkin dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Perintah takwa itu, kata dia, merupakan panggilan kepada manusia untuk berbuat hal yang yang bermanfaat dan menjauhi berbagai larangan dari Allah SWT guna menghindari kerusakan.
"Semua di hadapan Allah itu yang mulia adalah takwa dan takwa yang bisa menolong kebahagian akhirat," kata dia.
Ia juga mengemukakan bahwa jabatan, keturunan, kekayaan harta yang melimpah itu di hadapan Allah tidak ada artinya, kecuali bagi orang Muslim yang bertakwa.
Selain itu, kata dia, keturunan, kekayaan harta, hingga jabatan harus dapat dipertangungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Oleh karena itu, KH Adian Mafitullah Karim yang juga pimpinan Ponpes Latansa Mashiro tersebut, mengajak umat Muslim semaksimal mungkin melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ia mengatakan bahwa kehidupan di dunia bersifat sementara karena semua makhluk yang bernyawa dipastikan akan mati.
Umat Muslim, kata dia, juga harus berkomitmen melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya agar tidak terjadi kerusakan.
Apabila umat Muslim bertakwa, kata dia, akan meninggal dunia dalam husnulhatimah.
"Kita berharap umat Mulim bertakwa dan mendapat kebahagian di akhirat nanti," ujarnya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019