Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III BBKSDA Riau, Bintang Hutajulu ketika dihubungi dari Pekanbaru, Minggu, mengatakan pemasangan perangkap berlokasi di Desa Sungai Salak Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Perangkap terbuat dari besi dan di dalamnya diletakkan umpan minyak goreng bekas atau minyak jelantah dicampur madu dan sarden untuk memancing beruang.
“Itu makanan yang disukai beruang,” kata Bintang.
Tempat pemasangan satu perangkap itu adalah daerah konflik terjadinya penyerangan beruang liar terhadap warga setempat. "Informasi dari tim di lapangan belum ada tertangkap," katanya.
Keputusan untuk mengevakuasi beruang liar itu dari karena mempertimbangkan agar konflik beruang dan manusia tidak terjadi lagi.
Juga baca: BKSDA Kalbar cek kesehatan beruang madu yang viral
Juga baca: 172 taring beruang madu disita di Riau
Juga baca: BKSDA evakuasi dua ekor beruang madu terjerat perangkap di Abdya
Sebelumnya, petani karet bernama Capri Lubis luka-luka akibat diserang beruang liar saat menyadap karet di kebunnya di Desa Sungai Salak, Kecamatan Rambah Samo, pada Kamis lalu (27/6).
Capri Lubis saat itu sedang menyadap karet bersama isterinya ketika tiba-tiba seekor beruang menyerang mereka. Korban sempat melawan sehingga beruang tersebut tidak memangsanya. Prio berumur 45 tahun itu kemudian dirawat di Puskesmas setempat.
Tim BBKSDA Riau langsung menuju lokasi setelah menerima laporan tentang insiden itu. Petugas sudah memintai keterangan korban, dan dilanjutkan dengan memasang perangkap untuk beruang.
Selain itu, tim BBKSDA Riau juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat tentang satwa tersebut dan bagaimana caranya untuk menangani konflik.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019