Selain protokol kesehatan, pengelola hotel juga memeriksa tamu dengan aplikasi Peduli Lindungi. Dan yang terpenting, tamu hotel sudah divaksin COVID-19. Ini dilakukan untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19
Banda Aceh (ANTARA) - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Aceh menyatakan pemesanan kamar hotel di daerah wisata di provinsi ujung barat Indonesia tersebut meningkat saat libur Idul Fitri 1443 Hijriah.

"Pemesanan kamar hotel meningkatkan di daerah wisata seperti Sabang dan Takengon di Kabupaten Aceh Tengah, dan daerah lainnya di Aceh," kata Sekretaris PHRI Aceh Octowandi di Banda Aceh, Rabu.

Octowandi menyebutkan peningkatan hingga 80 persen dari tingkat hunian kamar hotel. Pemesanan kamar hotel tersebut hingga lima hari setelah Lebaran atau H+5.

Sedangkan di daerah yang bukan menjadi destinasi utama pariwisata di Aceh, kata Octowandi, pemesanan kamar hotel juga meningkat. Namun, peningkatan tidak seperti daerah wisata.

"Pemesanan kamarnya berkisar 50 hingga 60 persen. Namun, secara umum ada peningkatan okupansi hotel di Aceh. Dan ini tentu mendorong pemulihan ekonomi masyarakat," kata Octowandi.

Octowandi mengatakan pemesan kamar hotel tersebut umumnya wisatawan luar Provinsi Aceh seperti dari Medan, Sumatera Utara, Jakarta dan lainnya. Namun, ada juga dari berbagai daerah di Aceh.

"Kalau pemesanan di Sabang, kebanyakan dari luar Aceh seperti Medan, Jakarta, dan lainnya. Dan ini tentu semakin membaiknya keadaan setelah terdampak pandemi COVID-19 sejak dua tahun terakhir," kata Octowandi.

Menurut Octowandi, meningkatnya hunian kamar hotel di Aceh pada lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah karena ada kebijakan pelonggaran pembatasan dari pemerintah terkait COVID-19.

Kendati ada pelonggaran, kata Octowandi, pengelola hotel di Aceh tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, serta tidak berkerumun kepada tamunya..

"Selain protokol kesehatan, pengelola hotel juga memeriksa tamu dengan aplikasi Peduli Lindungi. Dan yang terpenting, tamu hotel sudah divaksin COVID-19. Ini dilakukan untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19," kata Octowandi.

Jumlah hunian hotel dan penginapan lainnya di Aceh mencapai 7.000-an kamar yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh. Yang terbanyak berada di Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi serta daerah yang menjadi destinasi pariwisata.

Baca juga: Menparekraf kagumi destinasi wisata hutan mangrove Kota Langsa

Baca juga: Gubernur: Aceh siap jadi lokomotif wisata kesehatan

Baca juga: Pemerintah Aceh luncurkan 101 kegiatan Khazanah Piasan Nanggroe 2022

Baca juga: Kadisbudpar: Tiga agenda wisata Aceh masuk kharisma nusantara 2022

 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022