"Ini terjadi perubahan jadwal dari mereka tawuran pada malam dan dini hari berubah pada sore hari," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan saat kunjungan ke Posko Antitawuran Pademangan di Jakarta, Selasa dini hari.
Hal itu, menurut dia, merupakan dinamika yang terjadi menjelang berakhirnya bulan puasa tahun ini.
Menurut dia, aktivitas tawuran di daerah setempat cukup bisa diredam, bahkan jauh lebih sedikit ketimbang jumlah pada bulan puasa tahun lalu.
"Kami bersama warga sudah berjaga di posko-posko yang ada hingga dini hari dan saat tidur pada pagi dan sore hari mereka turun," kata Kapolres
Kombes Pol. Gidion mengatakan bahwa pihaknya membiarkan anak-anak yang hanya mencari takjil tanpa ada embel-embel kelompok.
Namun, kata dia, mereka menggunakan atribut bendera dan konvoi roda dua. Jika mereka bertemu dengan kelompok yang berbeda, berpotensi terjadi aksi tawuran.
"Ini sudah terjadi di Jakarta Pusat dan juga terjadi aksi remaja yang tertinggal rombongan dipukul warga di perbatasan Kecamatan Koja dan Cilincing," kata dia.
Kapolres menugasi seluruh personel untuk meningkatkan giat kepolisian pada sore hari di setiap posko pengamanan yang ada.
Selain itu, juga berpatroli rutin mencari mereka yang kedapatan berkumpul-kumpul.
"Jika masih kecil, langsung intervensi dan dibubarkan, jangan ditunggu mereka banyak dahulu," kata dia.
Ia mengajak seluruh masyarakat terlibat aktif dalam meningkatkan pengamanan lingkungan. Apabila terjadi sesuatu yang menonjol, dapat berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
"Kami minta semua pihak saling berbagi informasi agar semua dapat berjalan dengan aman dan kondusif," kata dia.
Kapolres mengapresiasi peran serta masyarakat, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat seperti pokdar kamtibmas, FKDM, Karang Taruna, dan lainnya yang tak kenal lelah melakukan pengawalan keamanan di masing-masing sektor.
Baca juga: Polda Metro Jaya tangkap provokator ajakan tawuran di media sosial
Baca juga: Polda Metro Jaya lakukan operasi skala sedang untuk cegah tawuran
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024