Yang tak kalah pentingnya dari Hari Raya Idul Fitri ini adalah mengokohkan kembali ikrar suci kita untuk senantiasa mengoptimalkan potensi-potensi diri manusia bekerja dengan zikirMakassar (ANTARA) - Ribuan Jamaah memadati Masjid Al Markaz Al Islami untuk menunaikan Shalat Id hingga meluber ke halaman masjid setempat, di Jalan Masjid Raya Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.
Bertindak sebagai Imam Dr KH Masykur Yusuf sekaligus Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, sedangkan khatib atau penceramah dibawakan Anre Gurutta (AG) Prof Dr HM Ruslan A Wahab serta turut hadir Ketua Yayasan Al Markaz Al Islami Prof Hamid Awaluddin yang didaulat membawakan sambutan sebelum pelaksanaan Shalat Id.
Baca juga: Khatib di Timika ajak Muslim raih keberkahan dengan shalat dan zakat
Anre Gurutta Prof Ruslan menyampaikan dalam ceramahnya hari ini kita mewujudkan kepatuhan dengan menunaikan Shalat Idul Fitri selepas berpuasa di Bulan Ramadhan. Setidaknya, umat Islam hari ini telah menghidupkan atmosfir keagamaan, dengan mengagungkan syiar-syiar Allah SWT.
"Yang tak kalah pentingnya dari Hari Raya Idul Fitri ini adalah mengokohkan kembali ikrar suci kita untuk senantiasa mengoptimalkan potensi-potensi diri manusia bekerja dengan zikir, membangun transformasi kesadaran yang mengukur dan melihat segala sesuatunya berdasarkan dalil-dalil tauhid," tuturnya menekankan
Ketua MUI Sulsel Bidang Fatwa ini mengatakan, Allah SWT menegaskan bahwa potensi insaniyah tersebut yakni, akal, nafsu, hati, fuad, sir dan lub, ruh termasuk raga manusia diperuntukkan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dalam pentas kehidupan. Oleh karena itu, diyakin bahwa potensi insaniyah tersebut telah mendapat penguatan penguatan spiritual dalam bulan suci.
Baca juga: Khatib di Sabang: Jadikan Idul Fitri saling maafkan dan jauhi sombong
"Hal itu perlu dijaga dan dipupuk terus dengan energi Tuhan melalui amalan zikir untuk tidak terpedaya dengan kehidupan yang diwarnai dengan sekularisasi kesadaran. Itulah sebabnya Allah SWT memberi apresiasi kepada hambanya para ahli zikir dan memposisikan mereka sebagai referensi atau rujukan dalam kehidupan manusia," paparnya.
Agama Islam, kata dia, telah mengamanahkan untuk setia mengawal nilai-nilai kemanusiaan dalam perjalanan hidup, kelangsungan hidup generasi. Agama Islam telah menegaskan kendali kehidupan bahwa anak-anak sebagai generasi penerus dan kita dituntut untuk senantiasa melakukan optimalisasi zikir penguatan potensi diri untuk mengawal nilai-nilai keumatan.
Baca juga: Warga Kota Mataram lakukan tradisi ziarah kubur usai Shalat Id
"Melalui kehidupan keluarga, mendidik mereka dengan pendidikan yang berbasis 'Bismi Rabbik' agar ketajaman fitrah mereka lebih cerah, lebih cemerlang menuntun mereka ke jalan yang penuh hidayah. Itulah yang ditegaskan Allah SWT dalam Alquran, berdzikirlah kepada tuhanmu ketika engkau lupa," ujarnya kembali menegaskan.
Guru Besar Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini juga mengemukakan dari Ibn Mas'ud dari Nabi Muhammad Saw bersabda, tiga hal yang menjadi sumber segala macam bentuk kesalahan (dosa), maka jagalah dirimu dan tinggalkan ketiga hal tersebut yaitu pertama, keangkuhan.
Sifat inilah membuat Iblis tidak sujud kepada Adam. Kedua, kerakusan, sifat inilah membuat Nabi Adam makan buah terlarang, dan ketiga, iri dan dengki yang membuat anak Adam membunuh saudaranya.
"Mari kita jadikan ibadah Idul Fitri ini sebagai sarana mendidik diri kita sendiri, mendidik anak dan istri, keluarga kita, lingkungan serta masyarakat kita dengan menghidupkan semangat mengoptimalisasikan zikir untuk mengawal fitrah kesucian dan kemuliaan manusia dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dan terus melakukan transformasi kesadaran," paparnya.
Baca juga: Jadi khatib Shalat Id, Gubernur Kepri: Anak wajib berbakti pada ortu
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024