Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis gizi klinik dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp. G. K-AIFO mengingatkan bahwa dodol Betawi sebaiknya tak dikonsumsi, misalnya, saat Lebaran tak lebih dari 100 gram per hari mengingat kalorinya yang tinggi.

"Sebaiknya dodol Betawi dikonsumsi dalam jumlah secukupnya dan sewajarnya," kata dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang DKI Jakarta itu saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Raissa mengatakan konsumsi dodol lebih baik lagi jika dikombinasikan dengan makanan lain yang kaya serat seperti buah dan sayur.

"Batasi konsumsi makanan dan minuman manis lainnya jika sudah mengonsumsi dodol Betawi," kata dia yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu.

Baca juga: Dodol Betawi paling asyik dinikmati sesudah Lebaran
 
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan dodol Betawi di Pondok Dodol Sari Rasa Ibu Yuyun, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Produksi dodol di tempat tersebut mengalami peningkatan dari dua wajan per hari menjadi 16 wajan per hari untuk memenuhi permintaan pembeli selama Ramadhan. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww.
Dodol Betawi mengandung sejumlah zat gizi salah satunya sumber karbohidrat baik yang dapat memberikan energi bagi tubuh dan makanan ini juga mengandung sejumlah makronurien serta mikronutrien lainnya yang dibutuhkan tubuh.

Raissa menyebutkan dalam 100 gram dodol Betawi terkandung energi (391 kkal), karbohidrat (76,1 gram), protein (3,8 gram) dan lemak (3,8 gram).

Selain itu, imbuh dia, ada juga kalsium (34 mg), fosfor (124 miligram), zat besi (2,8 miligram), natrium (54 miligram), kalium (244 miligram), vitamin B1 (0,1 miligram), vitamin B2 ( 0,06 miligram) dan vitamin C (2 miligram).

Baca juga: Produsen dodol Betawi di Kembangan kewalahan penuhi pesanan
 
Sejumlah pekerja mengaduk adonan di salah satu pabrik di sentra industri dodol Betawi, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (16/5/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Raissa mengingatkan, kendati mengandung berbagai zat gizi lainnya seperti protein dan lemak, masyarakat perlu ingat dodol Betawi ini memiliki kandungan gula yang tinggi.

"Jika dikonsumsi berlebihan dapat berisiko menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan lainnya," kata dia.

Dodol Betawi yang tak lain jenis dodol khas suku Betawi merujuk Kementerian Kebudayaan merupakan salah satu penganan khusus saat Hari Idul Fitri atau Idul Adha.

Penganan ini berwarna hitam kecoklatan dengan variasi rasa yang lebih sedikit daripada dodol dari daerah lain.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024