Penukar uang baru tidak bisa melakukan penukaran dua kali dan tidak bisa bohong, sebab rekam jejak warga yang pernah menukar uangnya sudah masuk dalam data base petugas. Dan, pasti KTP tidak bisa dipindai kembali
Malang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang mendeteksi para penukar uang baru pecahan kecil menggunakan KTP elektronik untuk mencegah mereka  menukar uang lebih dari satu kali.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho, Minggu, dengan cara memindai KTP elektronik tersebut para penukar (warga) tidak bisa membohongi petugas, karena KTP elektronik milik penukar dipindai dan tersimpan dalam program komputer.

"Penukar uang baru tidak bisa melakukan penukaran dua kali dan tidak bisa bohong, sebab rekam jejak warga yang pernah menukar uangnya sudah masuk dalam data base petugas. Dan, pasti KTP tidak bisa dipindai kembali," kata Azka di sela peluncuran mobil penukaran uang baru di Gedung Kartini Kota Malang, Jawa Timur.

Azka menuturkan teknis penukaran uang baru dengan scan KTP penukar tersebut untuk menghindari penukaran yang dilakukan berulang kali oleh warga, sebab tahun 2018 yang menggunakan tinta sebagai penanda warga yang telah menukarkan uang baru tidak sesuai yang diharapkan.

"Tinta yang dicelupkan cepat hilang, sehingga warga bisa menukarkan uang baru lebih dari satu kali. Sedangkan pemindaian KTP, sangat kecil kemungkinan terjadi 'kebobolan'," ucapnya.

Menyinggung nominal yang disiapkan untuk penukaran uang baru di momen spesial Lebaran 2019, Azka mengatakan sebesar Rp4,7 triliun yang tersebar di 72 titik (gerai) Bank Umum dan 49 gerai BPR di wilayah kerja BI Malang, yakni Kota dan Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota dan Kabupaten Pasuruan serta Kota dan Kabupaten Probolinggo.

"Kalau tahun lalu dilakukan di tempat terbuka, sekarang di sini (Gedung Kartini) ruangannya ber-AC agar lebih nyaman dan warga tidak seperti tahun lalu, sempat ada yang pingsan," kata Azka.

Pelayanan dimulai 26 Mei-2 Juni 2019 pada titik-titik strategis dengan menggunakan 13 mobil kas keliling, yakni satu mobil milik Bank Indonesia dan 12 mobil lain milik bank umum.

Lebih lanjut, Azka mengatakan jumlah uang yang disediakan tersebut merupakan estimasi kenaikan dari jumlah kebutuhan uang selama periode Ramadhan dan Idul Fitri sebesar 20 persen lebih tinggi dari periode sebelumnya. Tahun sebelumnya, BI Malang menyediakan Rp3,9 triliun.

Azka menerangkan dana tersebut, selain untuk kebutuhan penukaran uang baru, juga untuk penarikan secara tunai melalui kantor layanan maupun mesin ATM masing-masing perbankan, serta pelayanan kas keliling kepada masyarakat.

Sementara itu sebelum loket penukaran uang dibuka, masyarakat mendapat sosialisasi tentang deteksi uang yang diragukan keasliannya dan perlakuan uang agar tidak rusak.

Masyarakat dikenalkan kembali dengan metode diraba dan diterawang. Sedangkan perlakuan uang agar tidak rusak dengan metode 5J, yakni tidak melipat, menstaples, menulisi, meremas dan membasahi.

Sementara itu, warga Malang raya rela mengantre sejak subuh demi mendapatkan uang baru pecahan kecil sebagai persiapan Lebaran yang tinggal beberapa hari ini. Padahal, loket baru dibuka pukul 08.00 WIB dan dibatasi hanya 1.200 penukar.

"Saya antri sejak subuh. Saya kira masih agak sepi, ternyata sudah banyak yang antre juga," kata Linda, warga Singosari, Kabupaten Malang.

Sesuai ketentuan para penukar uang baru pecahan kecil itu hanya mendapat kesempatan menukarkan satu paket. Penukaran gratis tanpa dipungut biaya dengan hanya membawa bukti kartu identitas diri berupa KTP-e

Satu paket senilai Rp3,7 juta yang terdiri dari pecahan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000 dan Rp20.000 masing-masing satu bandel berisi 100 lembar. Satu orang dengan identitasnya hanya berlaku satu kali penukaran.

Baca juga: BI: IKK Warga Malang dalam level optimistis

Baca juga: Bank Indonesia Malang latih mahasiswa GenBI kembangkan potensi diri



 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019