Jakarta (ANTARA) - Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, ampuh mengusir kebosanan calon pemudik, terutama anak-anak, sembari menunggu jadwal keberangkatan bus mereka.

"Kalau tidak ada tempat bermain seperti ini, biasanya dia menangis minta pulang lagi. Akhirnya gagal mudik, atau tetap tapi suasana hatinya buruk sepanjang jalan," kata seorang pemudik tujuan Cilacap, Wito (38), kepada Antara, Jumat.

Wito mengaku anak-anaknya seringkali mudah jenuh jika harus menunggu hingga empat jam hanya untuk keberangkatan bus yang akan membawa mereka ke kampung halaman.

"Apalagi saya tinggal di Karawang. Saya harus cepat-cepat ke sini biar dapat bus," katanya.

Wito berencana mudik ke daerah Cilacap Jawa Tengah bersama istri dan dua orang anaknya. Dia berangkat dari Karawang Jawa Barat pada pagi hari untuk mendapatkan tiket bus dengan jadwal keberangkatan pukul 16.00 WIB.

Baca juga: Terminal Kampung Rambutan siapkan RPTRA jelang arus mudik Lebaran
 

Sejumlah calon pemudik anak memanfaatkan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat, untuk mengusir rasa bosan sembari menunggu keberangkatan bus yang akan mengantarkan mereka menunju kampung halaman. (ANTARA News/Boyke Ledy Watra)
Manfaat kehadiran RPTRA Kampung Rambutan juga dirasakan calon pemudik dengan tujuan Purwokerto, Suparjio (52).

Suparjio yang akan mudik bersama istri dan dua anak mereka harus menunggu keberangkatan bus selama lebih dari lima jam.

"Saya sengaja datang lebih pagi karena harus cari tiket dulu. Tiketnya dapat yang setelah salat Jumat. Jadi, anak-anak saya ajak dulu ke sini (RPTRA) biar tidak rewel," katanya.

Kepala Terminal Kampung Rambutan Thofik Winanto mengatakan RPTRA resmi dibuka dua pekan sebelum arus mudik.

"RPTRA ini merupakan satu-satunya yang berada di dalam kawasan terminal. Kami ingin penumpang yang membawa anak merasa nyaman karena anak mudah bosan," ujarnya.

Baca juga: Pemudik setia gunakan bus karena punya sensasi tersendiri
 

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019