"Setiap tahun penumpang yang mudik Lebaran selalu meningkat," kata Wakil Kepala Stasiun Rangkasbitung Ahmad di Lebak, Selasa.
Selama ini, arus mudik Lebaran Stasiun Rangkasbitung relatif normal antara 15.000 sampai 20.000 penumpang.
Namun, puncak arus mudik Lebaran terjadi H-3 atau pada Minggu (2/6) sebanyak 30.000 penumpang.
Mereka pemudik dari Stasiun Tanahabang, Palmerah, Kebayoran, Serpong-Parungpanjang.
Tujuan pemudik sejumlah daerah di Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Serang.
"Kami memperkirakan arus mudik tahun ini meningkat dibandingkan tahun 2018," katanya.
Menurut dia, meningkatnya pengguna jasa angkutan kereta api itu, karena terjaminnya keselamatan dan kelancaran.
Selain itu juga kedatangan dan keberangkatan tepat waktu serta dilengkapi fasilitas pendingin ruangan.
Pemudik, kata dia, juga lebih merasa nyaman dan aman karena stasiun sangat steril dari kejahatan dan tindakan kriminal.
Disamping itu, ujarnya, juga harga tiket kereta relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat.
"Kami terus meningkatkan kualitas pelayanan agar masyarakat merasa aman dan nyaman," katanya.
Ia mengatakan, pemudik Stasiun Rangkasbitung menggunakan Commuterline melayani jurusan Rangkasbitung- Tanahabang-Palmerah-Kebayoran-Sudimara-Serpong-Parungpanjang.
Begitu juga penumpang KA Lokal dari Stasiun Merak-Cilegon-Serang-Catang. Namun, pemudik KA Lokal sebagian besar dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa.
Berdasarkan pemantauan ribuan penumpang yang turun dari Commuterline saling berdesakan saat pintu keluar dan petugas bekerja keras mengingatkan melalui pengeras suara agar penumpang tertib.
Para pemudik dari kedatangan Commuterline itu banyak membawa barang-barang bawaan sehingga terjadi kemacetan dan antrean di pintu keluar stasiun.
"Kami berharap petugas pengelola stasiun agar ditambah pintu masuk agar tidak terjadi penumpukan penumpang," kata Nana, seorang pemudik hendak menuju Kecamatan Leuwidamar.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019