Kami merasa ini termasuk suatu hal kenang-kenangan. Masjid Syuhada ini kan juga kenang-kenangan dari RI 1 (Presiden Soekarno, red.) jadi ada hubungan
Yogyakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Syuhada, Kota Baru, Yogyakarta yang merupakan masjid cagar budaya peninggalan Presiden pertama RI Soekarno, Jumat.

Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang lengkap dengan peci hitam tiba di Masjid Syuhada pada pukul 11:45 WIB.

Presiden langsung duduk di saf pertama didampingi kedua puteranya, Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka, serta cucunya Jan Ethes.

Dalam kesempatan itu, mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Harsoyo bertindak sebagai imam shalat dengan khatib Ustadz Waharjani yang menerangkan tentang kesiapan meninggalkan Ramadhan serta menyongsong Bulan Syawal.

"Pak Jokowi merupakan Presiden RI kedua setelah Bung Karno yang datang ke sini," kata Pengurus Kesekretariatan dan Rumah Tangga Masjid Syuhada, Hengki Desri Mulyadi.

Ia mengatakan Jokowi sudah kali kedua datang ke masjid yang didirikan pada 1952 sebagai kenang-kenangan untuk para pejuang kemerdekaan RI itu. Pertama, Jokowi datang ke Masjid Syuhada saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2013-2014.

"Kami merasa ini termasuk suatu hal kenang-kenangan. Masjid Syuhada ini kan juga kenang-kenangan dari RI 1 (Presiden Soekarno, red.) jadi ada hubungan," kata dia.

Sebelum beranjak meninggalkan masjid bersejarah itu, seusai Shalat Jumat, Presiden Jokowi menyempatkan melayani permintaan swafoto dengan sejumlah umat.

Retno Hastutoningsih (60), warga asal Surabaya, Jawa Timur mengaku senang permintaan swafotonya dikabulkan oleh Sang Presiden.

Ibu rumah tangga yang sedang mengantarkan suaminya Shalat Jumat di Masjid Syuhada itu mulanya tidak tahu orang nomor satu di Indonesia tersebut juga Shalat Jumat di masjid yang sama.

"Saya cuma bilang Pak foto, ya sini, lalu HP saya diambil dan diajak foto," kata Retno yang datang bersama suami dan seorang puteranya untuk menghabiskan liburan Lebaran di Yogyakarta.
 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019